Sabtu, 28 Desember 2013

Rheumatoid Arthritis

“REUMATIK YANG MEMBUAT TAK BERKUTIK”

Reumatik termasuk penyakit yang cukup sering kita jumpai di sekitar kita, terutama pada para lanjut usia. Ia termasuk golongan penyakit tulang dan sendi yang berciri rasa nyeri, bengkak, kekakuan dan terganggunya fungsi alat-alat penggerak tubuh, yaitu sendi dan tulang. Penyakit sendi dikenal dengan istiah arthritis, dari kata “arth” yang berarti sendi, dan “itis” yang berarti radang/inflamasi. Arthritis Society (2002) mengelompokkan penyakit radang sendi ini ke dalam berbagai jenis penyakit berdasarkan penyebab dan mekanismenya, namun yang paling sering dijumpai di masyarakat adalah rheumatoid arhtritis (RA) dan osteoarthritis (OA).

1.      Apa itu RA ?
Rheumatoid arthritis atau kita kenal sebagai penyakit reumatik adalah gangguan sendi yang dicirikan adanya peradangan dan merupakan penyakit autoimunitas. Sistem imun di dalam tubuhnya gagal membedakan jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga sistem imunnya akan menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya jaringan sinovial dan jaringan ikat. Penyakit ini bersifat menahun dan sistemik, dan sering kali progresif (berkembang terus).
Bila penyakit terus berlanjut, terjadi kerusakan tulang dan tulang rawan sendi hingga menyebabkan perubahan bentuk sendi dan gerakan sendi makin terbatas dan menghalangi pekerjaan sehari-hari seperti memegang sendok garpu, menyisir rambut, dan mengancingkan baju.

 Rheumatoid Arthritis (Understanding Disease: Orthopedics)
                                              
2.      Angka kejadian RA
RA diperkirakan memiliki prevalensi (angka kejadian) 1% sampai 2% dan terjadinya penyakit ini tidak dipengaruhi oleh ras. Penyakit ini tiga kali lebih sering terjadi pada wanita. Bahkan 1-3% wanita dapat mengembangkan RA seumur hidup mereka. Pada orang berusia 15 sampai 45 tahun, perempuan mendominasi dengan rasio 6:1.

3.      Gejala RA
Gejala yang umumnya terjadi pada RA seperti :
-       Letih
-       Lemah
-       Demam ringan
-      Hilangnya nafsu makan yang disertai dengan gejala pada sendi.
-    Kekakuan sendi dan myalgia (rasa sakit pada otot). Kekakuan sendi cenderung menjadi masalah pada pagi hari.Umumnya, durasi kaku pada sendi melebihi 30 menit dan dapat menetap sepanjang hari.
-    Kaku sendi pada waktu bangun tidur di pagi hari yang hilang sendiri setelah sekitar 1 jam kemudian.
-     Pembengkakan jaringan lunak sekitar persendian pada 3 sendi atau lebih, yang ditentukan dari hasil pengamatan dokter.
-       Pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi pangkal jari atau sendi pergelangan tangan.
-       Gangguan sendi biasanya simetris (mengenai sendi kanan dan kiri secara bersamaan)
-       Ditemukan benjolan dibawah kulit.
-       Tes reumatoid faktor positif.
-       Erosi tulang permukaan sendi yang terlihat pada pemeriksaan rontgen.
4.      Siapa yang bisa terkena?
RA dapat menyerang siapa saja. Dari usia anak-anak sampai dewasa. Namun, terutama menyerang pada usia 35-50 tahun.  Penyakit ini jumlahnya 3 kali lipat lebih banyak diderita oleh perempuan ketimbang laki-laki.

5.      Apa penyebabnya?
Penyebab pasti dari rheumatoid arthritis, belum diketahui pasti, tetapi diduga penyakit ini disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, dan autoimunitas. Adapun beberapa faktor resiko yang menyebabkan perkembangan penyakit RA, yaitu:  
-       jenis kelamin : wanita 3 kali lebih berisiko dibanding pria
-       pertambahan usia : rentang 35-50 tahun
-       Pada rheumatoid arthritis, ada suatu hal yang memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sendi dan kadang-kadang organ lainnya. Beberapa teori menyarankan bahwa ada virus atau bakteri yang mungkin mengubah sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan sistem kekebalan tersebut menyerang sendi.
-       Perokok.
-  Penelitian belum sepenuhnya menentukan secara pasti apa peran genetika bermain dalam rheumatoid arthritis. Namun, beberapa orang tampaknya memiliki faktor genetik atau turunan yang meningkatkan kemungkinan mereka terkena rheumatoid arthritis.
- Terdapat riwayat penyakit infeksi, baik bakteri, virus, dan komponennya. Contoh : kuman berellia burgdorferi, virus Epsetein-Barr dan Parvo-virus.

6.      Bisakah RA disembuhkan?
Rheumatoid arthritis tidak dapat disembuhkan, akan tetapi rasa nyeri, peradangan dan kerusakan sendi dapat dikontrol serta diperlambat dengan terapi obat dan perubahan gaya hidup. Dengan demikian, diharapkan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat dipertahankan sehingga kualitas hidup pasien pun akan meningkat.

7.      Bagaimanakah cara mengobatinya?
Pengobatan rheumatoid arthritis  mencakup terapi menggunakan obat-obatan, tindakan operasi/ bedah untuk kasus-kasus tertentu, serta pengaturan istirahat dan olahraga ringan yang seimbang. Penurunan berat badan pada pasien yang mengalami obesitas/ kegemukan juga dapat membantu mengurangi tekanan pada sendi yang mengalami peradangan. Jenis pengobatan yang digunakan tergantung pada beberapa faktor seperti usia, kondisi kesehatan secara umum, riwayat penyakit serta tingkat keparahan peradangan serta nyeri yang dialami.

8.      Obat-obatan untuk RA
Obat-obatan diberikan untuk meredakan kekakuan dan nyeri sendi. Obat golongan anti-inflamasi non-steroid (AINS) seperti aspirin, diklofenak, ibuprofen dan asam mefenamat dapat meredakan nyeri sekaligus peradangan yang terjadi. Penghilang nyeri topikal (dioleskan langsung di permukaan tubuh yang sakit) juga dapat digunakan bila perlu. Peradangan yang lebih parah dapat diatasi dengan golongan kortikosteroid seperti prednison. Terdapat juga beberapa obat yang bekerja melawan autoimun tubuh dan mencegah perkembangan penyakit. Obat-obatan ini disebut dengan disease modifying anti rheumatoid drugs (DMARD). DMARD merupakan andalan pengobatan RA karena mampu memodifikasi proses penyakit dan mencegah atau mengurangi kerusakan sendi. Obat-obat yang termasuk DMARDs adalah methotrexate, hydroxychloroquine, sulfasalazine, dan leflunomide. Ketika pengobatan dengan DMARD gagal, mungkin dapat dipertimbangkan penggunaan obat golongan  biologic response modifier (BRM) seperti Etanercept, Anakinra, Abatacept, Rituximab, Adalimumab, dan Infliximab. Namun obat ini jauh lebih mahal.

9.      Istirahat dan latihan olah raga ringan sangat penting untuk RA
Istirahat dapat meredakan tekanan pada sendi yang meradang dan mencegah kerusakan sendi lebih lanjut. Istirahat juga membantu meredakan nyeri. Namun terlalu banyak istirahat dan tidak adanya aktivitas fisik mungkin dapat menyebabkan penurunan rentang gerak dan akhirnya mengakibatkan terjadinya pengerutan dan pengecilan otot. Maka dari itu, setelah peradangan dan nyeri berkurang, perlu dilakukan latihan olahraga ringan untuk mempertahankan fleksibilitas sendi dan memperkuat otot-otot yang mengelilingi sendi. Latihan ini sebaiknya dilakukan secara teratur untuk meningkatkan atau menjaga mobilitas sendi dan akan lebih baik jika didampingi oleh fisioterapis.

10.  Kapankah bedah diperlukan untuk RA?
Ketika kerusakan sendi dari rheumatoid arthritis telah parah atau nyeri yang tidak bisa dikendalikan dengan obat-obatan, maka operasi mungkin menjadi pilihan untuk membantu memulihkan fungsi sendi yang rusak.


PUSTAKA
Burns, M. A. C., Wells, B. G., Schwinghammer, T. L., Malone, P. M., Kolesar, J. M., Rotschafer, J. C. and Dipiro, J. T. 2008. Pharmacotherapy: Principles and Practice. USA: McGraw-Hill
Dipiro, J.T., R. L. Talbert, G. C. Yee, G. R. Matzke, B. G. Wells, and L. M. Posey. 2005. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6th ed. New York: McGraw-Hill.
Ikawati,Zullies.2010.Resep Hidup Sehat.Yogyakarta:Kanisius.
Link : 
Yatim,Faisal.2006.Penyakit Tulang dan Persendian ( Arthritis dan Arthralgia).Jakarta:Pustaka Populer Obor.
Link :
http://books.google.co.id/books?id=LWU0mtvgZy8C&pg=PA98&dq=gejala+rheumatoid+arthritis&hl=en&sa=X&ei=wEa_UpOQAe6tiQeGuYHgDA&redir_esc=y#v=onepage&q=gejala%20rheumatoid%20arthritis&f=false

0 komentar:

Posting Komentar