“REUMATIK YANG MEMBUAT TAK BERKUTIK”
Reumatik termasuk
penyakit yang cukup sering kita jumpai di sekitar kita, terutama pada para
lanjut usia. Ia termasuk golongan penyakit tulang dan sendi yang berciri rasa
nyeri, bengkak, kekakuan dan terganggunya fungsi alat-alat penggerak tubuh,
yaitu sendi dan tulang. Penyakit sendi dikenal dengan istiah arthritis, dari
kata “arth” yang berarti sendi, dan “itis” yang berarti radang/inflamasi. Arthritis Society (2002) mengelompokkan
penyakit radang sendi ini ke dalam berbagai jenis penyakit berdasarkan penyebab
dan mekanismenya, namun yang paling sering
dijumpai di masyarakat adalah rheumatoid arhtritis (RA) dan osteoarthritis (OA).
1.
Apa
itu RA ?
Rheumatoid
arthritis atau kita kenal sebagai penyakit reumatik adalah gangguan sendi yang
dicirikan adanya peradangan dan merupakan penyakit autoimunitas. Sistem imun di
dalam tubuhnya gagal membedakan jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga
sistem imunnya akan menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya jaringan
sinovial dan jaringan ikat. Penyakit ini bersifat menahun dan sistemik, dan
sering kali progresif (berkembang terus).
Bila
penyakit terus berlanjut, terjadi kerusakan tulang dan tulang rawan sendi
hingga menyebabkan perubahan bentuk sendi dan gerakan sendi makin terbatas dan
menghalangi pekerjaan sehari-hari seperti memegang sendok garpu, menyisir
rambut, dan mengancingkan baju.
Rheumatoid Arthritis (Understanding Disease: Orthopedics)
2.
Angka kejadian RA
RA
diperkirakan memiliki prevalensi (angka kejadian) 1% sampai 2% dan terjadinya penyakit ini tidak dipengaruhi oleh ras. Penyakit ini
tiga kali lebih sering terjadi pada
wanita. Bahkan 1-3% wanita dapat mengembangkan RA seumur hidup mereka. Pada orang berusia 15 sampai 45 tahun, perempuan mendominasi dengan rasio 6:1.
3.
Gejala
RA
Gejala yang umumnya terjadi pada RA seperti :
-
Letih
-
Lemah
-
Demam ringan
- Hilangnya nafsu makan yang
disertai dengan gejala pada sendi.
- Kekakuan sendi dan myalgia (rasa sakit pada otot). Kekakuan sendi
cenderung menjadi masalah pada pagi hari.Umumnya, durasi kaku pada sendi
melebihi 30 menit dan dapat menetap sepanjang hari.
- Kaku sendi pada waktu
bangun tidur di pagi hari yang hilang sendiri setelah sekitar 1 jam kemudian.
- Pembengkakan jaringan
lunak sekitar persendian pada 3 sendi atau lebih, yang ditentukan dari hasil
pengamatan dokter.
-
Pembengkakan jaringan
lunak sekitar sendi pangkal jari atau sendi pergelangan tangan.
-
Gangguan sendi biasanya
simetris (mengenai sendi kanan dan kiri secara bersamaan)
-
Ditemukan benjolan
dibawah kulit.
-
Tes reumatoid faktor
positif.
-
Erosi tulang permukaan
sendi yang terlihat pada pemeriksaan rontgen.
4.
Siapa
yang bisa terkena?
RA
dapat menyerang siapa saja. Dari usia anak-anak sampai dewasa. Namun, terutama
menyerang pada usia 35-50 tahun.
Penyakit ini jumlahnya 3 kali lipat lebih banyak diderita oleh perempuan
ketimbang laki-laki.
5.
Apa
penyebabnya?
Penyebab pasti dari rheumatoid arthritis, belum diketahui
pasti, tetapi diduga penyakit ini disebabkan oleh kombinasi dari faktor
genetik, lingkungan, dan autoimunitas. Adapun beberapa faktor resiko yang
menyebabkan perkembangan penyakit RA, yaitu:
-
jenis kelamin : wanita 3 kali
lebih berisiko dibanding pria
-
pertambahan usia : rentang 35-50
tahun
-
Pada rheumatoid arthritis,
ada suatu hal yang memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sendi dan
kadang-kadang organ lainnya. Beberapa teori menyarankan bahwa ada virus atau
bakteri yang mungkin mengubah sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan
sistem kekebalan tersebut menyerang sendi.
-
Perokok.
- Penelitian belum sepenuhnya
menentukan secara pasti apa peran genetika bermain dalam rheumatoid
arthritis. Namun, beberapa orang tampaknya memiliki faktor genetik atau
turunan yang meningkatkan kemungkinan mereka terkena rheumatoid arthritis.
- Terdapat riwayat penyakit infeksi, baik bakteri, virus, dan komponennya. Contoh : kuman berellia burgdorferi, virus Epsetein-Barr dan Parvo-virus.
- Terdapat riwayat penyakit infeksi, baik bakteri, virus, dan komponennya. Contoh : kuman berellia burgdorferi, virus Epsetein-Barr dan Parvo-virus.
6.
Bisakah
RA disembuhkan?
Rheumatoid arthritis tidak
dapat disembuhkan, akan tetapi rasa nyeri, peradangan dan kerusakan sendi dapat
dikontrol serta diperlambat dengan terapi obat dan perubahan gaya hidup. Dengan
demikian, diharapkan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari
dapat dipertahankan sehingga kualitas hidup pasien pun akan meningkat.
7.
Bagaimanakah
cara mengobatinya?
Pengobatan
rheumatoid arthritis mencakup terapi menggunakan obat-obatan,
tindakan operasi/ bedah untuk kasus-kasus tertentu, serta pengaturan istirahat
dan olahraga ringan yang seimbang. Penurunan berat badan pada pasien yang
mengalami obesitas/ kegemukan juga dapat membantu mengurangi tekanan pada sendi
yang mengalami peradangan. Jenis pengobatan yang digunakan tergantung pada
beberapa faktor seperti usia, kondisi kesehatan secara umum, riwayat penyakit
serta tingkat keparahan peradangan serta nyeri yang dialami.
8.
Obat-obatan
untuk RA
Obat-obatan
diberikan untuk meredakan kekakuan dan nyeri sendi. Obat golongan
anti-inflamasi non-steroid (AINS) seperti aspirin, diklofenak, ibuprofen dan
asam mefenamat dapat meredakan nyeri sekaligus peradangan yang terjadi.
Penghilang nyeri topikal (dioleskan langsung di permukaan tubuh yang sakit)
juga dapat digunakan bila perlu. Peradangan yang lebih parah dapat diatasi
dengan golongan kortikosteroid seperti prednison. Terdapat juga beberapa obat
yang bekerja melawan autoimun tubuh dan mencegah perkembangan penyakit.
Obat-obatan ini disebut dengan disease
modifying anti rheumatoid drugs (DMARD). DMARD merupakan andalan pengobatan RA karena mampu memodifikasi proses penyakit dan mencegah atau mengurangi kerusakan sendi.
Obat-obat yang termasuk DMARDs adalah methotrexate, hydroxychloroquine,
sulfasalazine, dan leflunomide. Ketika pengobatan dengan DMARD gagal, mungkin
dapat dipertimbangkan penggunaan obat golongan
biologic response modifier (BRM)
seperti Etanercept, Anakinra, Abatacept, Rituximab, Adalimumab, dan Infliximab.
Namun obat ini jauh lebih mahal.
9.
Istirahat
dan latihan olah raga ringan sangat penting untuk RA
Istirahat
dapat meredakan tekanan pada sendi yang meradang dan mencegah kerusakan sendi
lebih lanjut. Istirahat juga membantu meredakan nyeri. Namun terlalu banyak
istirahat dan tidak adanya aktivitas fisik mungkin dapat menyebabkan penurunan
rentang gerak dan akhirnya mengakibatkan terjadinya pengerutan dan pengecilan
otot. Maka dari itu, setelah peradangan dan nyeri berkurang, perlu dilakukan
latihan olahraga ringan untuk mempertahankan fleksibilitas sendi dan memperkuat
otot-otot yang mengelilingi sendi. Latihan ini sebaiknya dilakukan secara
teratur untuk meningkatkan atau menjaga mobilitas sendi dan akan lebih baik
jika didampingi oleh fisioterapis.
10.
Kapankah
bedah diperlukan untuk RA?
Ketika
kerusakan sendi dari rheumatoid arthritis telah parah atau nyeri yang
tidak bisa dikendalikan dengan obat-obatan, maka operasi mungkin menjadi
pilihan untuk membantu memulihkan fungsi sendi yang rusak.
PUSTAKA
Burns, M. A. C., Wells, B. G.,
Schwinghammer, T. L., Malone, P. M., Kolesar, J. M., Rotschafer, J. C. and
Dipiro, J. T. 2008. Pharmacotherapy:
Principles and Practice. USA: McGraw-Hill
Dipiro,
J.T., R. L. Talbert, G. C. Yee, G. R. Matzke, B. G. Wells, and L. M. Posey.
2005. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach, 6th ed. New York: McGraw-Hill.
Ikawati,Zullies.2010.Resep Hidup Sehat.Yogyakarta:Kanisius.
Link
:
Yatim,Faisal.2006.Penyakit Tulang dan Persendian ( Arthritis
dan Arthralgia).Jakarta:Pustaka Populer Obor.
Link
:
http://books.google.co.id/books?id=LWU0mtvgZy8C&pg=PA98&dq=gejala+rheumatoid+arthritis&hl=en&sa=X&ei=wEa_UpOQAe6tiQeGuYHgDA&redir_esc=y#v=onepage&q=gejala%20rheumatoid%20arthritis&f=false
0 komentar:
Posting Komentar